.menuhorisontal{width:100%; overflow:hidden; border-bottom:0px solid #000000;} .menuhorisontal ul{margin:0; padding:0; padding-left:0px; font:13px Arial; list-style-type:none} .menuhorisontal li{display:inline; margin:0} .menuhorisontal li a{float:left; display:block; text-decoration:none; margin-right:2px; padding:2px 2px 2px 2px; color:#000000; background:#CCCCCC;} .menuhorisontal li a:hover{color:#FFFFFF; background:#2E2EFE}

Senin, 28 September 2009

Relik Sang Buddha dalam Stupa Bodhiratana

BuddhistOnline.com - Di awal tahun 2001, bisa jadi kebahagiaan dan kegembiraan yang diperoleh oleh umat Buddha Indonesia bakal lebih besar ketimbang mereka yang sedang merayakan tahun baru dan milenium baru. Mengapa demikian? Karena pada 1 Januari 2001 pukul 13.00 WIB akan diresmikan Stupa Bodhiratana yang merupakan stupa tertinggi dan terbesar yang telah dibangun di masa pembinaan Sangha Theravãda Indonesia (yang sampai saat ini sudah berusia 24 tahun).

Yang istimewa, dalam stupa yang dibangun di Panti Semedi Balerejo, Wlingi itu ditempatkan relik dari Sang Buddha. Relik merupakan sisa pembakaran jasad dari orang yang mencapai kesucian tertentu. Selama ini, sungguh sukar untuk menemukan relik yang benar-benar berasal dari sisa pembakaran jasad Sang Buddha.

"Jumlahnya sembilan butir. Relik itu merupakan pemberian dari Sangharaja Thailand," ungkap Y.M. Uttamo Thera, penggagas pembangunan stupa tersebut, kepada BuddhistOnline.com via e-mail.

Stupa BodhiratanaRupanya, nama yang disandang oleh stupa itu ada hubungannya dengan keberadaan relik tersebut. "Bodhiratana artinya 'Permata Penerangan Sempurna', karena memang di dalam stupa itu ditempatkan relik Sang Buddha yang telah mencapai Penerangan Sempurna," kata Bhante Uttamo.

Tujuan pendirian stupa itu sendiri adalah untuk menghormat kepada Sang Buddha (yang berupa relik) dan meningkatkan semangat dan mengingatkan para umat Buddha bahwa apabila kita dapat berhasil melaksanakan Ajaran Sang Buddha yaitu Jalan Mulia Berunsur Delapan, maka dalam diri kitapun kelak akan muncul relik.

"Selain untuk pemujaan, stupa tersebut dapat dijadikan bahan perenungan untuk meningkatkan semangat hidup sesuai dengan Buddha Dhamma," tutur Bhikkhu yang menjabat Wakil Ketua Umum STI 2000-2003 itu.

Balik soal ukurannya. Dibandingkan dengan candi-candi kuno yang ada di Jawa Timur, Stupa Bodhiratana juga masih lebih tinggi meskipun bukan yang terbesar. Jelasnya, stupa yang terbuat dari batu putih itu memiliki tinggi 9,56 meter dan lebar 5,50 meter. Sedangkan bobotnya secara keseluruhan lebih dari 40 ton.

Keunikan lain dari stupa itu terletak pada bentuknya yang kelihatan 'tidak biasa'. Bentuk yang 'tidak biasa' itu, menurut Bhante Uttamo karena, "Merupakan gabungan dari berbagai bentuk candi yang ada di Jawa Timur, mengingat Stupa Bodhiratana terletak di daerah yang sama."

Adapun pembangunannya hanya memakan waktu kurang dari empat bulan. Selama tiga bulan, pengerjaan fisik bangunan stupa itu dilakukan di tempat pemahatnya di Jawa Tengah, dekat Candi Borobudur. Setelah selesai, potongan-potongan dari stupa itu dikirim ke lokasi. Pemasangannya membutuhkan waktu sekitar tiga minggu. Total biaya yang diperlukan untuk pengerjaan stupa itu adalah 130 juta rupiah. Dari informasi yang ada, hingga saat ini masih terdapat kekurangan biaya sebesar 45 juta rupiah.

Asal tahu saja, awalnya stupa tersebut sempat mendapat julukan "stupa milenium' karena tanggal peresmiannya yang unik itu (1 Januari 2001 pukul 1 siang) merupakan permulaan dari milenium ketiga.

Dalam peresmiannya nanti, bakal ada beberapa Bhikkhu yang hadir. Selain Bhante Uttamo sendiri, ada dua Bhikkhu yang sudah memastikan diri untuk hadir yaitu Y.M. Mahanayaka STI Sri Paññavaro Mahathera (arsitek sekaligus perancang bentuk Stupa Bodhiratana) dan Y.M. Dhammavijayo Mahathera.

1 komentar:

  1. Saya senang mendengar berita baik ini. Semoga Indonesia bisa menjadi lebih baik.. Informasi yang menarik dan terima kasih sudah mempostingnya.

    BalasHapus