.menuhorisontal{width:100%; overflow:hidden; border-bottom:0px solid #000000;} .menuhorisontal ul{margin:0; padding:0; padding-left:0px; font:13px Arial; list-style-type:none} .menuhorisontal li{display:inline; margin:0} .menuhorisontal li a{float:left; display:block; text-decoration:none; margin-right:2px; padding:2px 2px 2px 2px; color:#000000; background:#CCCCCC;} .menuhorisontal li a:hover{color:#FFFFFF; background:#2E2EFE}

Senin, 28 September 2009

astaga... relik buddha diperjual belikan.. yang parahnya relik palsu lagi.. harga yang ditawarkan juga harga kacang goreng doank.. gwt...

Jakarta, Bhagavant.com --
Ketika kata ”relik Sang Buddha” disebut pasti sebagian umat Buddha mengetahui apa yang dimaksud dan mungkin juga ada yang belum mengetahuinya. Kata ”relik” itu sendiri berarti suatu obyek peninggalan masa lalu yang masih ada sampai sekarang. Relik juga dikaitkan dengan sisa-sisa bagian tubuh seseorang yang dianggap suci yang sudah meninggal. Relik Sang Buddha adalah sisa-sisa tubuh Sang Buddha yang tertinggal setelah jasad Beliau dikremasi.

Relik Sang Buddha memiliki bentuk yang beragam, dari berbentuk butiran seperti mutiara, helai rambut, sampai gigi dan tulang jari. Sudah berabad-abad lamanya relik Sang Buddha menjadi obyek yang sangat disakralkan bagi umat Buddha. Dan karena mitos-mitos yang tidak berdasar, banyak di antara umat Buddha yang mengembangkan pandangan keliru dalam pikirannya. Salah satu pandangan keliru tersebut adalah menganggap dengan memuja relik tersebut bisa memenuhi keinginan duniawi dan egois, seperti kekayaan, kesehatan, usia panjang, perlindungan dari santet bahkan mungkin ada yang berharap mendapat Pencerahan Sempurna dengan hanya memuja relik tersebut. Dan celakanya lagi jika umat tersebut tidak mengetahui apakah relik yang dipujanya itu adalah relik asli atau palsu.

Umat Buddha menganggap relik Sang Buddha sebagai obyek suci yang pantas dihormati karena berasal dari tubuh seseorang yang telah mencapai Pencerahan Sempurna. Biasanya relik tersebut diletakkan di dalam stupa atau pagoda yang sangat terjamin keamanannya. Tetapi bagaimana jika relik Sang Buddha diperjualbelikan? Apakah nilai kesucian dari relik tersebut dapat dipertahankan?

Mitos-mitos yang tidak berdasar dan berkembangkan pandangan keliru pada sebagian besar umat Buddha terhadap relik Sang Buddha, memberikan peluang bagi orang-orang yang tidak bertanggungjawab untuk mengeruk keuntungan pribadi dari peluang ini. Orang-orang ini berusaha menjual relik yang mereka klaim sebagai relik Sang Buddha. Dan hal ini sudah terjadi.

Ketika kita masuk ke situs e-bay yang terkenal sebagai situs lelang dan jual-beli, maka kita akan menemukan di sana obyek dari negara Thailand yang diklaim sebagai relik Sang Buddha sedang diperjualbelikan. Harga yang ditawarkan atas objek tersebut adalah sekitar US$ 9.99 sampai US$ 79.99 (sekitar Rp. 90.000,- sampai Rp. 720.000,-). Sebuah penawaran harga yang cukup mengkhawatirkan.

Terlepas dari penawaran harga yang cukup mengkhawatirkan tersebut, dan terlepas dari apakah obyek itu asli atau palsu, perbuatan menjualbelikan obyek tersebut yang diklaim sebagai relik Sang Buddha merupakan tindakan pelecehan dan suatu bentuk pembodohan.

Dikutip oleh Bhagavant.com dari Bangkok Post (27/6), sebuah grup kecil Buddhis bernama School for Life Foundation berusaha melobi Dewan Sangha dan Supreme Patriarch untuk memastikan agar relik-relik diperlakukan dengan hormat. Dan Acharavadee Wongsakon, pendiri kelompok tersebut memperingatkan bahwa sangat memungkinkan sekali obyek-obyek yang diperjualbelikan di e-bay tersebut merupakan relik yang palsu. Dan grup ini juga berusaha untuk melobi Perdana Menteri Surayud Chulanont untuk meminta pemerintah India agar memindahkan relik-relik dari museum umum dan dipindahkan ke dalam stupa.

Dengan adanya peristiwa ini, sudah selayaknya umat Buddha lebih berhati-hati dan selektif di dalam pemujaan relik Sang Buddha. Hendaknya umat Buddha tidak terburu-buru percaya begitu saja sebelum mengetahui benar asal-usul relik tersebut secara pasti jika ada kelompok-kelompok tertentu yang berusaha mengadakan upacara puja relik. Dan yang terpenting adalah meluruskan pandangan keliru terhadap pemujaan relik Sang Buddha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar